Awalnya, tidak begitu kuat keinginan untuk pergi ke Stone Garden ini, tapi karena kebetulan hari itu aku bawa kamera ke tempat kerja, cuaca cerah dan tidak ada acara lagi setelah pulang kerja, yasudah, berangkatlah aku sendiri sepulang kerja di daerah Cimareme dengan bermodal hasil tanya teman-teman kerja yang sudah pernah kesana.
Tidak disangka, ternyata lokasinya tidak sedekat yang kubayangkan. Malah, sekitar 20 menit perjalanan, karena tak kunjung melihat signage yang mengarahkanku ke lokasi wisata tersebut, hampir saja menyerah dan mau putar balik. Tapi ketika niat bulat untuk putar balik dan takut malah nerusin perjalanan sampai Cianjur, eh akhirnya malah nemu deh masjid bercat warna hijau bernama “al-ikhlas” sebagai patokan bahwa disitulah tempat masuk menuju Stone Garden ini. Fyuuh!
Lingkungannya sangat berasap dan debu kapur dimana-mana, maklum karena memang disitu merupakan daerah penambangan dan penggalian batu kapur, makanya selain debu dimana-mana, udaranya juga panas gersang dan kering. Nyesel juga ga pake masker dari awal berangkat, tapi untuk yang pake mobil, sepertinya tidak usah memakai masker.
Tapi setelah sampai di tujuan, angin di atas bukitnya cukup kencang dan sejuk, pemandangannya juga luas terlihat. Tidak banyak bangunan seperti di perkotaan, hanya ada perbukitan dan dengan beberapa pemukiman penduduk. Kesan pertama pas sampai tujuan adalah, BANYAK BATU! hehe… 😀 pantas sajalah jika tempat ini disebut Stone Garden atau taman batu.